Sekilas memang tak ada yang beda pada hari
Lebaran atau Idul Fitri tahun berapa pun. Namun ini bukan tentang hari lebaran
yang kekurangan baju atau pakaian yang baru, sendal dan sepatu baru, atau
bahkan dengan uang THR yang makin menipis karena ya semakin tambahnya usiaku
ini THR pun jadi berkurang, karena katanya THR itu buat anak kecil. Lah aku kan
masih kecil ? Ohya ?...
Lalu apa yang beda pada Lebaran tahun ini. Nah
sebelum kepermasalahan intinya, kita liat terlebih dahulu saat awal-awal
Ramadhan. Bagaimana cuacanya ? bagaimana keadaannya ?. semua menjawab pasti
cuacanya kurang bersahabat, hujan melulu dan dingin tentunya dimana-mana. Kita
serasa berada di musim dingin ya atau Winter.
Aku tak tau apakah Ramadhan ini ingin
menemaniku atau apalah, karena apa ? Bukan hanya cuaca diluar saja yang dingin
namun didalam hatiku yang paling dalam sangat dingin. Ya benar, tahun ini
selimut hatiku hilang, hatiku telanjang bulat tanpa ada pembalut sehelai benang
pun. Untuk itu kedinginan yang menimpaku begitu terasa double.
Ditahun lalu kami menghabiskan waktu bersama,
dalam setiap acara setiap latihan dan setiap berbuka juga sahur kita selalu
saling mengingatkan, namun kini telah tiada. Dimulai dari latihan tagonian kita
bersama-sama latihan memukul rebana dengan merdunya dan mengikuti berbagai
ajang lomba. Dan mengisi acara diacara tahunan ASIA PLAZA yaitu midnight
shoping. Kita habiskan malam itu bersama, hingga pulang sampe larut malam ku
mengantarmu pulang hingga rumah. Saat lebaran tiba, sehari sebelumnya aku masih
bisa memberimu hadiah labaran berupa lukisan tangan yang sangat sederhana,
namun mudah-mudahan begitu bermakna untukmu, jika dilihat dari harga memang tak
seberapa tapi itu tulus dari goresan tangan yang dibalut dengan kasih dan
sayang. Setelah lewat lebaran pun kita masih bersama di Acara REUNI AKBAR
TERBESAR di SMK Negeri 1 yang kebetulan itu juga sekolah kita.
Semuanya terasa hangat tahun lalu, namun kini
telah hilang selimut hatiku diambil orang. Tapi selimut itu masih bisa kulihat
dan kuraba meskipun tak bisa menyelimuti namun hangatnya masih terasa. Kapan
kita bertemu lagi diRamadhan yang bersama ini? Kayaknya susah ya, tapi aku
sangat berharap sekali kamu selalu menjadi selimut hati yang dinantikan
kehangatannya
Selimut hatiku LISNA GITA SILVIA