Disebuah rumah hiduplah
seekor penjaga nasi yang amat setia pada majikannya,
Makan Pagi
Makan Siang, bahkan
Makan Malam
adalah jadwal wajib baginya, setiap hari menunggu di bawah alat
penanak nasi elektrik di meja makan
Tahukah apa yang ia lakukan ?
Dia hanya melakukan apa yang menurutnya dapat membayar kebaikan
majikannya
Diam...diam...diam... hingga suara dengungan mulai terdengar
kembali, seperti yang telah diperkirakan oleh si penjaga nasi. Pasti serangga
menjijikan pembawa beribu virus dan bakteri itu hendak menanamkan racunnya
kembali di nasi sang majikan. Sigapm lidahnya menjulur dan tepat mengenai tubuh
serangga itu, merekat, melilit erat dan sekejap serangga itu pun menjadi
santapannya siang itu.
Hari berikitunya, si penjaga nasih telah bersiaga di tempat biasa.
Matanya tiba-tiba tertuju pada satu titik, di sana di atas piring berisi nasi
sang majikan, seekor serangga menjijikan sedang asyik menanamkan racunnya.
Perlahan...perlahan...si penjaga nasi mengendap-ngendap mendekati
piring, meloncat ke atasnya dan melilit serangga itu dengan lidahnya.
Saat sedang menikmati santapannya pagi itu, tiba-tiba sang majikan
datang. Marah, kesal dan jijik adalah kata yang tepat untuk mewakili perasaan
sang majikan. Reflek tangan sang majikan mengangkat piringnya dan menumpahkan
seluruh isinya ke dalam keresek termasuk si penjaga nasi yang kini telah
terjebak di dalamnya dan terbuang jauh dari rumah sang majikan.
Beberapa hari kemudian, setelah kepergian sang penjaga nasi. Sang
majikan terkena penyakit yang tak ayal disebabkan oleh serangga menjijikan yang
hinggap di nasinya pada setiap jam makannya. Hingga nyawa sang majikan pun
akhirnya terenggut
oleh : Linda Naufaliani
Kunjungi balik dit :)
ReplyDeleteGreen World Global