Tibalah
sekarang waktunya aku mengungkapkan semua perasaan ini pada Fatin dan
menjelaskan dengan apa yang terjadi selama ini dan kesalah pahaman ini.
Sampailah aku di 27 Mei 2013,
dan itu adalah hari pertama ( Senin ) dimana diadakannya piket mingguan bagi
anggota Teater Tangga Tasikmalaya. Di hari yang sama aku ajak Fatin untuk
datang ke rumahku untuk berbicara empat mata. Tanganku bergetar sesaat mengetik
sebuah pesan untuknya, tapi akhirnya terkirim juga.
Nisa dan Doni pun datang untuk
melaksanakan piket dengan pekerjaan yang sudah ditugaskan. Tak lama dari itu
Fatin pun datang, terasa begitu cantik saat itu mungkin ada rasa yang sudah
terlalu meluap disini. Ku persilahkan ia masuk ke dalam rumah dan duduk di
ruang tamu. Aku buka percakapan dengan basa-basi yang tak benar-benar sangat
tidak penting, TIDAK PENTING ! Tetapi PENTING juga, hahaha. Kenapa ? karena aku
sambil mencari celah untuk masuk ke dalam topik pembicaraan ini, dan aku dapat
!
Dengan gugup dan gemetar yang
tak henti aku pun membuka pembicaraan ini :
A : “Tin, tos terang pan saya
hubungan sareng polos ?”
F : “Muhun a terang, kumaha kitu ?”
A : “Oh, Fatin percanten teu saya
jadian sareng polos?”
F : “Kunaon naros kitu a?”
A : “Henteu. Sok we waler heula,
percanten teu ?”
F : “Pami jujur mah henteu sih a.
Kumargi asa aneh we kitu ?”
A : “Tah, boroning teu Fatin. Saya
gen teu percaya puguh :D”
F : “Naha gening tiasa kitu ?”
A : “Janten kieu atuh caritana teh
tin . . . ”
Aku
pun bercerita padanya tentang semuanya, tentang wanita yang kusukai, tentang
dia, mereka dan aaaa semuanya pokoknya yang menyangkut dengan topik pembicaraan
ini
A : “Tah atuh, kan fatin tos terang saya jadian sareng
polos. Tah ieu mah misalkan wen saya teh teu jadian sareng polos. Teras saya
nembak Fatin, nya nyatakeun yen saya teh resep kitu bahkan lebih dari resep.
Fatin bakal ngawaler naon ?
F : “Ah, tos a ulah kadinya atuh teu
enak ku polosna”
A : “Eh, pan saur saya gen misalkan, pan tadi gen udah
dijelaskeun kumaha ceritana ?, fatin bakal ngawaler naon ?”
F : “Muhun jujur wen a, abi gen sami
da resep ka aa teh”
Mendengar
kalimat itu, jantungku seperti mau keluar dan ah tak taulah perasaan ini begitu
hebat. Senang ? Iya sangat senang sekali, pokoknya tak terduga sama sekali.
F : “Tapi abi teh aya masalahna puguh
a resep ka aa teh ?”
A : “Ya, sudah tak usah disebutkan
saya tau kok saya tau” (sambil tersenyum)
Lama
sekali kami berbincang, tak terlalu lama juga sih hanya dari Ashar sampai
Magrib saja J. Setelah waktu sampai batasnya (magrib)
aku pun menyuruh dia pulang dan dilanjutkan di pesan singkat.
Lalu
apa kami jadian ? TIDAK ! karena aku masih ada urusan dengan Polos karena kami
berhubungan dan ternyata Fatin pun sedang menjalin hubungan jadi kami akan
menyelsaikannya terlebih dahulu. Tapi aku ingin sekali kita jadian di tanggal 1
JUNI 2013, karena banyak momentnya. Keren J.
Hari demi hari kami lewati berdua,
dan tibalah kami di 1 Juni 2013 namun sebelumnya dimalamnya Fatin mengirim
pesan seperti ini,
tanda
ia telah putus dengan pacarnya, tapi tidak dengan tanpa alasan ia memutuskan
pacarnya karena memang hubungan mereka sedang bermasalah. Begitupun aku dan
polos, aku tak memutuskan dia tapi dengan sendirinya ia meminta putus denganku
karena ia akan pergi ke pesantren untuk meneruskan sekolahnya dan ketakutan aku
diabaikan begitu saja tanpa perhatian maka ia lebih memilih melepasku, agak
sedikit jleb juga sih saat diputusin.
1
JUNI 2013. Menjadi saksi kami menjalin kasih tepat pukul 13.00 WIB / jam 1
siang dan banyak moment di hari dan tanggal itu diantaranya :
-
Hari
Pancasila
-
Hari
Susu Nasional
-
Hari
Anak Internasional
-
Waktu
itu hari pertamaku UKK kelas 11
-
Dan nomerku
itu nomer 1
-
Saat
aku sedang ulangan dia ( fatin ) sedang pembagian kelulus UN SMP
-
Datangnya
Iwan Fals ke Tasik saat show bersama top kopi
-
Disisi
lain itu juga malam minggu pertama
-
Dan lain
lain we ah :D
Dan sekarang 1
Juni tinggallah 1 Juni, yang mungkin hanya aku yang tau kisah itu dan pembaca –
pembaca blog ini yang budiman.