Pages - Menu

Monday, April 28, 2014

SI Penjaga Nasi

Disebuah rumah hiduplah seekor penjaga nasi yang amat setia pada majikannya,
Makan Pagi
Makan Siang, bahkan
Makan Malam
adalah jadwal wajib baginya, setiap hari menunggu di bawah alat penanak nasi elektrik di meja makan

Tahukah apa yang ia lakukan ?

Dia hanya melakukan apa yang menurutnya dapat membayar kebaikan majikannya

Diam...diam...diam... hingga suara dengungan mulai terdengar kembali, seperti yang telah diperkirakan oleh si penjaga nasi. Pasti serangga menjijikan pembawa beribu virus dan bakteri itu hendak menanamkan racunnya kembali di nasi sang majikan. Sigapm lidahnya menjulur dan tepat mengenai tubuh serangga itu, merekat, melilit erat dan sekejap serangga itu pun menjadi santapannya siang itu.

Hari berikitunya, si penjaga nasih telah bersiaga di tempat biasa. Matanya tiba-tiba tertuju pada satu titik, di sana di atas piring berisi nasi sang majikan, seekor serangga menjijikan sedang asyik menanamkan racunnya.
Perlahan...perlahan...si penjaga nasi mengendap-ngendap mendekati piring, meloncat ke atasnya dan melilit serangga itu dengan lidahnya.

Saat sedang menikmati santapannya pagi itu, tiba-tiba sang majikan datang. Marah, kesal dan jijik adalah kata yang tepat untuk mewakili perasaan sang majikan. Reflek tangan sang majikan mengangkat piringnya dan menumpahkan seluruh isinya ke dalam keresek termasuk si penjaga nasi yang kini telah terjebak di dalamnya dan terbuang jauh dari rumah sang majikan.

Beberapa hari kemudian, setelah kepergian sang penjaga nasi. Sang majikan terkena penyakit yang tak ayal disebabkan oleh serangga menjijikan yang hinggap di nasinya pada setiap jam makannya. Hingga nyawa sang majikan pun akhirnya terenggut

oleh : Linda Naufaliani


Friday, April 4, 2014

In 1 JUNE 2013

Tibalah sekarang waktunya aku mengungkapkan semua perasaan ini pada Fatin dan menjelaskan dengan apa yang terjadi selama ini dan kesalah pahaman ini.
                Sampailah aku di 27 Mei 2013, dan itu adalah hari pertama ( Senin ) dimana diadakannya piket mingguan bagi anggota Teater Tangga Tasikmalaya. Di hari yang sama aku ajak Fatin untuk datang ke rumahku untuk berbicara empat mata. Tanganku bergetar sesaat mengetik sebuah pesan untuknya, tapi akhirnya terkirim juga.
                Nisa dan Doni pun datang untuk melaksanakan piket dengan pekerjaan yang sudah ditugaskan. Tak lama dari itu Fatin pun datang, terasa begitu cantik saat itu mungkin ada rasa yang sudah terlalu meluap disini. Ku persilahkan ia masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu. Aku buka percakapan dengan basa-basi yang tak benar-benar sangat tidak penting, TIDAK PENTING ! Tetapi PENTING juga, hahaha. Kenapa ? karena aku sambil mencari celah untuk masuk ke dalam topik pembicaraan ini, dan aku dapat !
                Dengan gugup dan gemetar yang tak henti aku pun membuka pembicaraan ini :
A             : “Tin, tos terang pan saya hubungan sareng polos ?”
F             : “Muhun a terang, kumaha kitu ?”
A             : “Oh, Fatin percanten teu saya jadian sareng polos?”
F             : “Kunaon naros kitu a?”
A             : “Henteu. Sok we waler heula, percanten teu ?”
F             : “Pami jujur mah henteu sih a. Kumargi asa aneh we kitu ?”
A             : “Tah, boroning teu Fatin. Saya gen teu percaya puguh :D”
F             : “Naha gening tiasa kitu ?”
A             : “Janten kieu atuh caritana teh tin . . . ”
Aku pun bercerita padanya tentang semuanya, tentang wanita yang kusukai, tentang dia, mereka dan aaaa semuanya pokoknya yang menyangkut dengan topik pembicaraan ini
A             : “Tah atuh, kan fatin tos terang saya jadian sareng polos. Tah ieu mah misalkan wen saya teh teu jadian sareng polos. Teras saya nembak Fatin, nya nyatakeun yen saya teh resep kitu bahkan lebih dari resep. Fatin bakal ngawaler naon ?
F             : “Ah, tos a ulah kadinya atuh teu enak ku polosna”
A             : “Eh, pan saur saya gen misalkan, pan tadi gen udah dijelaskeun kumaha ceritana ?, fatin bakal ngawaler naon ?”
F             : “Muhun jujur wen a, abi gen sami da resep ka aa teh”
Mendengar kalimat itu, jantungku seperti mau keluar dan ah tak taulah perasaan ini begitu hebat. Senang ? Iya sangat senang sekali, pokoknya tak terduga sama sekali.
F             : “Tapi abi teh aya masalahna puguh a resep ka aa teh ?”
A             : “Ya, sudah tak usah disebutkan saya tau kok saya tau” (sambil tersenyum)
Lama sekali kami berbincang, tak terlalu lama juga sih hanya dari Ashar sampai Magrib saja J. Setelah waktu sampai batasnya (magrib) aku pun menyuruh dia pulang dan dilanjutkan di pesan singkat.
Lalu apa kami jadian ? TIDAK ! karena aku masih ada urusan dengan Polos karena kami berhubungan dan ternyata Fatin pun sedang menjalin hubungan jadi kami akan menyelsaikannya terlebih dahulu. Tapi aku ingin sekali kita jadian di tanggal 1 JUNI 2013, karena banyak momentnya. Keren J.


Hari demi hari kami lewati berdua, dan tibalah kami di 1 Juni 2013 namun sebelumnya dimalamnya Fatin mengirim pesan seperti ini,

tanda ia telah putus dengan pacarnya, tapi tidak dengan tanpa alasan ia memutuskan pacarnya karena memang hubungan mereka sedang bermasalah. Begitupun aku dan polos, aku tak memutuskan dia tapi dengan sendirinya ia meminta putus denganku karena ia akan pergi ke pesantren untuk meneruskan sekolahnya dan ketakutan aku diabaikan begitu saja tanpa perhatian maka ia lebih memilih melepasku, agak sedikit jleb juga sih saat diputusin.
1 JUNI 2013. Menjadi saksi kami menjalin kasih tepat pukul 13.00 WIB / jam 1 siang dan banyak moment di hari dan tanggal itu diantaranya :
-          Hari Pancasila
-          Hari Susu Nasional
-          Hari Anak Internasional
-          Waktu itu hari pertamaku UKK kelas 11
-          Dan nomerku itu nomer 1
-          Saat aku sedang ulangan dia ( fatin ) sedang pembagian kelulus UN SMP
-          Datangnya Iwan Fals ke Tasik saat show bersama top kopi
-          Disisi lain itu juga malam minggu pertama
-          Dan lain lain we ah :D


Dan sekarang 1 Juni tinggallah 1 Juni, yang mungkin hanya aku yang tau kisah itu dan pembaca – pembaca blog ini yang budiman.

Hal yang saya takuti :

1. Kecoa (karena troma pernah di kencingin)
2. Rumah angker atau rumah hantu sama aja
3. Banci
4. Orang berotot (kalau ditonjok berabe dong)
5. Listrik (sering kesetrum)