Pukul 05.00 WIB
Ya,
suasana pagi ini sangat mendukung sekali, cerah, bahkan sangat cerah. Aku
pribadi mulai mempersiapkan semuanya yang akan dipakai dalam proses shoting
pagi ini. Ceritanya shot kali ini membawa di lokasi Car Free Day. Dan kami pun
berencana berangkat menuju lokasi pukul 05.30 supaya suasana paginya masih
terasa.
Pukul 05.30 WIB
Sudah
kuhubungi berapa kali dan jawabannya “tunggu sebentar, tanggung” ya dari siapa
lagi kalau bukan Lisna Gita. Jawabku “cepat keburu siang nanti suasananya jadi
ramai”, cukup sampai disitu dan hilanglah tak ada kabar lagi.
Pukul 05.45 WIB
Masih
belum ada kabar sedangkan aku sendiri terus menerus mengabari teman-teman
filmku, apakah mereka sudah ada dilokasi apa belum. Dan aku sendiri masih duduk
manis disofa ruang tamu menunggu kedatangan Lisna Gita, ya kami akan berangkat
sama-sama karena kebetulan rumah kami berdekat hanya beda RW saja.
Pukul 06.10 WIB
Temanku
Laisa sudah ada disana ternyata, aku pun merasa tak enak dengannya karena
janjiku berada disana pukul setengah 6 pagi, namun aku sudah telat kurang lebih
30 menit
Pukul 06.28 WIB
Yang
dinanti pun tiba, namun apa ? dia tak memakai baju olahraga. Baiklah
kupinjamkan semua yang kupunya untuknya, setelah ganti pakaian kami pun mulai
berlari jogging menuju tempat lokasi sambil memanfaatkan udara segar pagi hari
yang masih tersisa. Aku berkata dalam hati “tolong jangan rusak hari ini dengan
keterlambatan seperti ini dear”
Pukul 07.00 WIB
Kami
pun sampai di lokasi shoting, namun apalah daya kembali kamu harus menunggu
temen-temen film yang lain dan salah satu aktor lagi yang datang telat juga,
disana Laisa mengucapkan kata selamat ulang tahun padaku, begitupun dengan
temen-temen yang lainnya yang baru saja datang dan langsung berucap. Namun
tidak dengan Lisna Gita, meskipun aku yakin pasti dia tak tau, dan walaupun
benar tak tau ia pasti mendengar apa yang diucapkan mereka. Tak apa, belilah
aku sebotol air minum untuknya, dan kuberikan padanya untuk melepas dahaga. Dan
apa ? ia tak menerima botol itu, dibilang enggak haus sambil terengah-engah.
Aku tak taulah
Pukul 09.30 WIB
Shoting
pun telah selesai meskipun ada 1scene lagi yang belum selesai karena kami
kehabisan baterai dan akan dilanjut siang hari setelah dzuhur pukul 2 siang
kira-kira. Kembali kebotol minuman yang tadi ia lebih memilih minum pemberian
temanku dari pada dariku, BADMOODku bertambahlah, apa yang salah dengan sebotol
aqua ? Tapi akhirnya aku dan dia pun kembali pulang bersama, rencananya kami
mau berjalan sampai rumah. Namun aku tau betapa lelahnya ia, aku tak mau
melihat orang yang kusayang menderita baiklah kita naik angkutan kota.
Di
angkutan kota kami memang duduk bersebelahan, namun tak sedikit pun kata keluar
darinya, yang kuharapkan tak ada selain ucapan Selamat Ulang Tahun darinya,
namun tak kuncung keluar kata itu. Karena jenuh merasa diterlantarkan, aku pun
pindah ke jok depan baiklah hanya supir angkot yag dapat ku ajak bicara
Pukul 10.05
Kami
pun sampai dirumahku. Kami beristirahat sejenak sebelum ia meninggalkan rumahku
dan pulang kerumahnya. Duduklah daku diteras rumah, pikirku ia akan langsung
pulang, tapi ia malah ikutan duduk disebelahku, kali ini kami baru ngobrol. Ia
menanyakan tentang lari pagi, kesehatanku, kesehatannya dan banyak lagi.
Sejenak membuatku tersenyum ia bisa ada disampingku, tapi kembali cemberut kala aku ingat bahwa ada
pembicaraan yang terlupakan yaitu tentang ucapan Selamat Ulang Tahun. Dan ia
pun beranjak dari duduknya, lalu berkata “aku pulang duluan ya ? nanti jam2 ketemu
lagi”, namun sebelum ia berajak pergi pulang. Sempat ku mengajaknya untuk ikut
ke acara pernikahan kerabat kerjaku waktu PKL di Radar TV, acaraya jam 11
kubilang. Tapi dengan tegas dan tanpa pikir panjang ia bilang “TIDAK”, kembali
kuhempaskan nafas panjangku dan yasudah kalau gak mau, padahal harapan penuh
bergejolak di relung keinginan ini
Pukul 11.10 WIB
Deri
sobat dekatku datang kerumah, ia sobatku yang akan menemani ke acara pernikahan
itu, Pernikahan Teh Ayu salah satu presenter Radar kubilang. Karena kebetulan
ia pun satu tempat PKL bersamaku, jadi kami memutuskan untuk pergi bersama, ya
sambil merayakan hari ultahku di acara itu makan gratis ceritanya. Namun yang
kami berdua sesalkan adalah tak membawa pasangan, tadinya Deri akan membawa
pacarnya namun ku tegaskan jangan, karena ya aku tak ingin jadi kambing congek
disana. Dan menjadi satu-satunya remaja tanpa pasangan.
Pukul 13.15 WIB
Selesailah
aku dan Deri dari pernikahan. Kenyangklah sudah perut kami dengan masakan yang
dihidangkan diparasmanan mewah itu. Saatnya kembali untuk persiapan shot dan
bertemu sang pujaan Lisna Gita.
Pukul 13.40 WIB
Sudah
mulai ku kontak lagi dia, agar untuk secepatnya kita berangkat. Namun ia
membalas pesanku dengan pesan “bentar a, nanggung ini sedikit lagi”. Oh ya
langsung saja pikirku positif mungkin ia sedang membungkus kado untukku,
mungkin. Tapi tak taulah kita lihat saja nanti. Tak lama ia pun datang dengan
membawa tas yang tadi pagi ia pun bawa, namun nampak isinya lebih besar dari
sebelumnya, mungkinkah ? ya liat saja. Lalu kami pun bergegas menuju lokasi
shoting lagi dengan menggunakan motor kali ini.
Pukul 14.45 WIB
Shoting
pun berlalu namun betapa sialnya kami lagi-lagi shoting scene ini harus ditunda
karena kami terhenti oleh hujan dan memutuskan untuk melanjutkannya dilain
waktu dan pergilah kami untuk berteduh disebuah bangunan milik pemerintah
setempat ( Pendopo ). Aku pun menunggu kapan tas itu akan dibuka, namun tak
sedikit pun ia sentuh. Oh iya mungkin saja nanti saat pulang bareng barulah tas
itu dibuka dan ada hadiah didalemnya untukku.
Pukul 16.00 WIB
Hujan
pun tak kungjung berhenti, hari sudah semakin sore. Lisna pun meminta padaku
bahwa ia ingin pulang karena orang tuanya sudah menanyakan keberadaannya. Aku
bilang tunggu sebentar sampai hujan reda. Beberapa menit berlalu hujan pun masih
saja seperti ini deras. Dan baiklah demi dia aku rela berhujan-hujanan dan
mencari tukang becak untuk membawanya pulang. Ya tapi rencanaku akan gagal
membawanya pulang bersama. Bukan tentang pulang bersamanya, tapi tentang
kejutan apa yang akan dia berikan.
Pukul 17.30 WIB
Sampailah
kami dirumah masing-masing, dan sebagian barang-barangku dititipkan pada Wowow
salah satu temanku yang ikut pulang naik becak bersama Lisna, agar
barang-barangku aman tak kehujanan. Sesaat aku kirim pesan padanya untuk menjaga
barangku, ia bilang dalam pesan “Kamera, buku dan skenario ada di Fatin”, fatin
adalah Lisna, itu panggilan dariku untuknya. Pikirku kembali condong ke arah
positif, mungkin ini sengaja. Dia menyimpan barangku agar aku datang kerumahnya
dan sesaat dirumahnya ia memberikan kejutan padaku. Mantap, tapi kita lihat
saja nanti
Pukul 19.20 WIB
Aku
pun memutuskan untuk datang kerumahnya, tak lama kira-kira 10menit aku sudah
sampai. Kuketuk pintunya, dan Rizka-lah yang keluar. Kakak kandung dari Lisna
Gita. Keke panggilannya. Kubilang “ke, mau ngambil barang-barang (kamera, buku
dan skenario), oh ya satu lagi sepatu” tambahku. “tunggu bentar” ucapnya
singkat sambil pergi membiarkanku sendiri berdiri didepan pintu. Tak lama dia
pun datang, “nih” sambil memberikan barang-barang pesananku tadi. “Fatin mana
?”tanyaku yang dari tadi ingin bertemu dia. “Udah tidur”. “Tapi ada titipan
lain gak darinya ?”, “gak ada” jawab keke singkat. Penyesalan pun tiada tara.
Aku pulang dengan tak tentu arah, tak tentu pikiran. Melayang saja dibawah
guyuran hujan
Pukul 20.30 WIB
Selalu
kulirik HP-ku tapi tak ada pesan yang masuk. Hingga larut malam masih kupegang
HP itu dan berbaring diatas sebuah kasur. Tak ada lagi yang kuharapkan, hanya
dia tidak lebih.
Pukul 22.00 WIB
Kantuk
sudah menyerang, kuputuskan untuk tidur, dan ya sampai detik ini Lisna Gita
belum muncul juga. Kupikir baiklah terima kasih atas waktu bersamanya dari tadi
pagi hingga sore, ku cukup senang meskipun sedikit BADMOOD. Selamat malam
LALU
HANDPHONE-KU BERBUNYI DENGAN
KERAS DISAMPING TELINGAKU, SONTAK AKU PUN TERBANGUN DAN MEMBUKA ISI PESAN DARI
SIAPAKAH ITU.
Pukul 23.57 WIB ( masih 17
November 2013 )
“dipenutup
hari dan tanggal ini, hendak aku ucapkan kata Selamat Ulang Tahun untuknya.
Disunyinya malam yang semakin pekat, kupanjatkan do’a untuknya. Aku harap dia
selalu dijaga dalam kesehatanMu, dilindungi dalam keselamatanMu, dipanjangkan
umurnya, bertambah soleh imannya, senantiasa cerdas dalam tiap tindakan dan
keputusannya, jelas semua harapannya selalu didengar sang Khalik. Barokallah
kawan O:)”.
Gila
dia menjadi orang terakhir yang mengucapkan, epic sangat. Kamu memang yang
terspecial, disaat BAD-ku memuncak kau datang dengan sebuah pesan bersama gaya
basa menggunakan orang ketiga, sangat romance sekali. Sontak kubalas pesan itu
dengan “Terima kasih sayang :*”
Tak
kuasa kumenahan rasa bahagia dan senang ini. Langsung saja kujadikan arsip
pesan karena itu harus tersimpan di memoriku untuk selalu ku ingat.
Terima
kasih sayang, meski kamu menyebutku sebagai KAWAN.
Di
18tahun ini, sebenarnya aku tak meminta apa-apa.
Kalau
saja tak shoting, aku hanya ingin kamu berada disini disampingku melewati
hari-hari ini bersamamu berdua. Itu saja cukup.
That’s
my wish in my 18 age, one more Thank You So Much Dear
Mudah-mudah
benar kamu menjadi yang terakhir untukku :*