Entah kenapa rasanya sangat sulit
untuk ku melupakan tanggal ini,tanggal dimana kau dan aku saling memiliki
Sakit rasanya harus melewati
tanggal ini sendirian, sakit rasanya menahan mulut untuk mengucapakan
“happy anniversary sayang” , aku selalu berandai-andai, jika saja detik ini
kita masih bersama mungkin kita akan merayakannya. Tapi aku hanya bisa
mengingat,bukan merayakan!
Jangankan untuk melupakanmu,
melupakan tanggal hubungan kita pun aku tak bisa, yang aku bisa hanya
mengingat, mengingat apa yang tak seharusnya diingat, mengingat apa yang sudah
kamu lupakan,
Jika dulu kita sering berbincang
secara langsung atau hanya lewat pesan singkat, tapi sekarang berbeda, aku
hanya bisa melihat screenshot pesan lama yang kamu kirim berbulan-bulan lalu,
pesan berisi ucapan hari jadi kita, pesan yang membuatku tersenyum dan tertawa
yang saat ini hanya membuatku sedih dan melukiskan banyak luka juga haru
Jika kamu mau mendengar apa
doa ku bulan ini, aku hanya berdoa “semoga kamu bahagia, semoga
masih ada sedikit ingatan kamu untuk tau hari ini hari apa, semoga kamu tak
pernah lupa dengan hari yang pernah kita lewati bersama, semoga kamu tak pernah
lupa dengan waktu yang selalu kita habiskan berdua, aku sayang kamu, happy
failed anniversary,selamat karna kamu udah dapetin seseorang yang
MUNGKIN lebih baik dari aku.
Tak bisa ngelak. Dulu emang
indah, bukannya aku gak mau lupain semuanya, tapi sosok itu udah terlalu masuk
ke hatiku. Ini salah siapa? Salahmu? Tentu bukan, mana mungkin aku
menyalahkan sosok orang yang sampai sekarang menjadi semangat disetiap nafasku.
Mungkin Ini salahku, salahku yang
terlalu sayang, salahku yang terlalu berharap lebih jauh, salahku yang terlalu
menginginkan untuk selalu bersamamu. Maaf, aku bukan pelupa yang hebat. Kamu
sudah terlalu lama ada disini, dan sampai saat ini belum tercetus niatku untuk
melupakan dan membuang semua cerita antara aku dan kamu, dulu.
Kenapa? Kenapa semuanya harus
seperti ini? Aku tau kamu udah lupain semuanya. Tapi, kenapa aku tak bisa ;(
Walaupun aku tau, kamu disana udah sama yang lain, bersama dia yang
selalu bisa mengembangkan senyummu. Sementara aku, aku masih tetap tegar
bersama sifat munafikku. Aku masih berusaha tersenyum dan berpura-pura kalau
aku ikut bahagia dalam kebahagiaanmu bersamanya.
Rasanya baru kemarin kamu bilang
kalau kamu sayang sama aku. Ya, baru kemarin. Seandainua kita mampu lebih sabar
menahan egois kita. Tapi kalau terus menerus salah satu dari kita yang
bersabar, bukan cinta namanya. Karena yang kutau cinta itu adalah dua perasaan yang
disatukan. Sedangkan kita? Apa pernah kamu menahanku saat aku tengah marah?
Jadi, ya kalau dipikir-pikir semuanya lebih baik diputuskan walaupun penyesalan
dan rasa rindu itu datang. Bahkan selalu datang.
Semenjak putusnya kita yang
terakhir. Apakah munafik jika aku masih berkata, rasa sayang ini masih ada
untukmu? Tak bisa berbohong, semakin aku berusaha untuk pudarkan rasa kepadamu,
semakin besar ingatan ini mengajakku mengenang segala tentang kita berdua.
Entahlah, sampai kapan rasa ini
akan terus ada dan terus menghantuiku. Jujur, letih rasanya berharap pada sesuatu
yang tak pasti.
-
Disini, masih ada aku dengan kenangan
bersamamu. Disana, sudah ada dia yang mungkin telah geserkan posisiku.
-
Disini, masih ada aku yang terluka karena
mencintaimu. Disana, ada kamu yang sudah bahagia karena tak perlu mencintai lelaki
yang tak sempurna sepertiku.
-
Disini, masih ada aku yang terus diajak oleh
masa lalu untuk terus mengenang kamu yang dulunya bermakna di hatiku. Disana,
ada kamu yang bahkan mungkin sudah lupa akan kenangan bersama kita.
"Happy Anniversary 1 tahun
ya, Hari ini, 1 Juni adalah hari jadiku, kita. Aku masih anggep
tanggal itu sebagai hari jadi aku dan kamu. Di 1 Juni ini tepat satu tahun aku
rayain hari jadi kita seorang diri. Ya, mau gimana lagi? Mengharapkanmu? Aku
rasa itu mustahil, jangankan merayakannya, membalas pesanku saja kamu sudah
enggan.
Terima kasih untuk segala
kenangannya. Segala kebaikan kamu. Semua waktu yang udah kamu relakan untuk
dihabiskan bersamaku. Untuk semua rasa perhatian dari kamu yang terus
perhatikan aku. Untuk semua rasa sayang kamu yang dulunya tulus tak memandang
aku dari apapun. Pernah dicintai oleh kamu itu adalah kado. Pernah dimiliki
oleh kamu itu adalah indah.
Mungkin, semua kenangan itu sudah
berhasil tak datangi kamu lagi. Mungkin, kamu sudah melupakan segala tentang
kita. Bahkan, mungkin kamu sudah berhasil lupakan segala pengorbanan yang kamu
lakukan hanya demi aku.
Terima kasih untuk semuanya.
Mungkin ini tulisan terakhir dariku untukmu.
Sekali lagi, hanya aku dan Tuhan
yang tau seperti apa rasa sayangku padamu. Selamat tinggal masa lalu. Mungkin
ada waktu yang pertemukan kita lagi nanti, yang tak tau kapan nanti itu.